Bagian 1: Aku Bara, yang sedang menebak cinta Sekar (pacarku) Lembayung senja sedang asik bertengger di sisi barat. Deburan ombak pesisir barat Lampung memang menggodaku beberapa hari ini. Alunannya damai. Tenangnya menelanku perlahan. Ufuk barat menjadi pusat perhatianku. Tanpa sadar aku jatuh pada lamunan. Andai saja Sekar tidak sekaku itu dalam hal prinsipnya, di sampingku pasti sudah ada dia dengan balutan baju ketat dan hotpant . Ku lirik ke kanan, hanya ada Redo. Ia teman petualangku disini. Rasanya senyumku begitu getir. Dasar wanita kota. Namun, aku tetap menyukai sekar dengan balutan itu dibandingkan melihatnya mengenakan seragam kerjanya. Ia begitu tenang di luar, namun hatinya mudah sekali meledak ketika berurusan dengan cinta. Tak mudah mendapatkan cintanya. Kulihat lagi senja, hanya ada semburat keemasan yang tersisa, sebagai tanda kabar, matahari sudah siap kembali pada peraduannya. “Mau pulang sekarang?” Tawar Reno tanpa beranjak dari duduknya “Aku masih betah