“Hei, syut syut.” Aku menoleh ke bawah, dengan was-was akan jatuh. Redo dan Dewi. Mereka benar-benar brengsek. Redo mengisyaratkan untuk turun. Aku mengerti isyaratnya “Kau laki, turun saja tak berani. Memalukan sekali.” Logat Medan Redo keluar Tiba-tiba aku melihat sosok Sekar berada di belakang Dewi dengan wajah penasaran. Ah cinta monyet memang seperti monyet beneran. Tanpa sadar, jantungku ikut terhenti. Terpana melihatnya dari atas dengan rambut tergerai panjang terhempas semilir angin. Aku menekan dada. Mencoba menghidupkan kembali detak jantung. Kamu tau apa yang terjadi setelahnya? Aku jatuh tepat di depan Redo. Tangan kananku patah. Selama dua minggu harus di gendong. Mencatat dan mengerjakan PR semua ku serahkan Redo. Dia adalah tersangka utama. Sudah membohongiku lalu malah berhasil berbincang dengan Dewi. Lalu aku? Sudah jatuh, malu pula! Itu adalah pertama kalinya aku memandang Sekar dengan sangat dekat, diapun menyentuhku. Lembut sekali tanganya, wangi pula. A
BELAJAR SOSIOLOGI DENGAN ASIK