Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2023

Membangun Bonding Orang Tua dan Anak dengan Read Aloud

Halo parents, saya Heni Setiana seorang Enthusiast Read Aloud yang sudah Mengikuti Training Of Trainer Read Aloud dengan Bu Roosie Setiawan. Serta seorang Fasilitator Sidina Community yang bermitra dengan Kemdikbudristek. Kali ini saya ingin berbagi manfaat tentang Read Aloud, yaitu membangun Bonding antara Orang Tua dan Anaknya. Sebelum lanjut manfaat dari Read Aloud, kita kenalan dulu ya sama "Apa Sih Read Aloud, itu?"   Read Aloud adalah aktivitas sederhana, di mana kita menyisihkan waktu untuk membacakan cerita secara terus menerus yang berdampak membuat biasa mendengar/menyimak ( listening level ), mau membaca, dan akhirnya bisa membaca ( independent reading). Di mana ketika orang tua membacakan buku cerita dengan suara yang nyaring, supaya anak dapat mendengarkan apa yang dibacakan oleh orang tuanya. Usahakan dengan menggunakan suara yang berbeda-beda untuk setiap karakter. Ketika kegiatan Read Aloud, cukup dengan kisaran waktu 10 menit setiap hari. Jadi, parents dapat

PERBEDAAN SUSUNAN LAPORAN PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

  KUANTITATIF Penelitian kualitatif dilakukan buat menjelaskan dan menganalisis fenomena, peristiwa, dinamika sosial, kepercayaan, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap sesuatu. Maka, proses penelitian kualitatif dimulai dengan menyusun asumsi dasar yang akan digunakan di penelitian. Data yang dikumpulkan di penelitian kualitatif kemudian ditafsirkan oleh peneliti. Adapun tujuan penelitian kualitatif ialah untuk menggambarkan realitas sosial sesuai konteksnya, mendeskripsikan apa adanya, dan mengeksplorasi, memperoleh makna, hingga menemukan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu atau teori. KUALITATIF melihat tingkah laku manusia sebagai fenomena yang dapat diukur secara obyektif dan diprediksi polanya. Maka itu, penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel serta analisis statistik yang sesuai dan tepat. Dengan metode riset kuantitatif, hasil penelitian diharapkan tak menyimpang dari k

CONTOH KONFLIK VERTIKAL

1. Tragedi Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998 Sebelum dimulainya masa reformasi, terjadilah sebuah kerusuhan yang sangat fenomenal di tahun 1998. Penyebab dari kerusuhan ini adalah tragedi penembakan mahasiswa Trisakti oleh aparat yang berwenang saat sedang menggelar aksi unjuk rasa. Konflik kemudian berlanjut antara pemerintah dan masyarakat yang berbuntut turunnya Presiden Soeharto setelah menjabat selama 32 tahun sebagai presiden RI. Konflik ini termasuk konflik vertikal. Alasan mendasar penggolongan ini adalah konflik ini terjadi antara dua pihak yang memiliki kelas yang berbeda yaitu masyarakat biasa dengan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan di suatu negara. Konfik ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi aparat penegak hukum karena pelaku utama penembakan mahasiswa yang berujung konflik, masih belum dapat ditemukan hingga saat ini. Konflik ini juga termasuk pelanggaran HAM di Indonesia 2. Kasus Gerakan Aceh Merdeka Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Gerakan Aceh Merdeka atau lebih diken