1. Tragedi Penembakan Mahasiswa Trisakti 1998
Sebelum dimulainya masa reformasi, terjadilah sebuah kerusuhan yang sangat fenomenal di tahun 1998. Penyebab dari kerusuhan ini adalah tragedi penembakan mahasiswa Trisakti oleh aparat yang berwenang saat sedang menggelar aksi unjuk rasa. Konflik kemudian berlanjut antara pemerintah dan masyarakat yang berbuntut turunnya Presiden Soeharto setelah menjabat selama 32 tahun sebagai presiden RI.
Konflik ini termasuk konflik vertikal. Alasan mendasar penggolongan ini adalah konflik ini terjadi antara dua pihak yang memiliki kelas yang berbeda yaitu masyarakat biasa dengan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan di suatu negara. Konfik ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi aparat penegak hukum karena pelaku utama penembakan mahasiswa yang berujung konflik, masih belum dapat ditemukan hingga saat ini. Konflik ini juga termasuk pelanggaran HAM di Indonesia
2. Kasus Gerakan Aceh Merdeka
Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
Gerakan Aceh Merdeka atau lebih dikenal dengan GAM adalah sebuah kelompok separatis yang ingin berpisah dari NKRI. Gerakan ini muncul karena adanya ketidakpuasan akan sistem pemerintahan pusat ditambah adanya provokasi pihak lain. Konflik ini baru mereda di tahun 2006, setelah kejadi tsunami besar di Aceh. Konflik ini bisa digolongkan sebagai konflik vertikal karena pihak yang bertikai adalah kelompok masyarakat tertentu dengan pemerintah NKRI.
3. Kasus Operasi Papua Merdeka
Operasi Papua Merdeka (OPM)
Di Papua terdapat pula gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari NKRI. Hal in tentu memicu konflik antara pemerintah pusat dengan kelompok ini karena kelompok ini dianggap membahayakan keutuhan NKRI. Konflik ini pun termasuk konflik vertikal karena kedua pihak yang bertikai memiliki perbedaan tingkatan, gerakan OPM adalah kelompok masyarakat biasa sedangkan pemerintah memiliki kekuasaan untuk menentukan sesuatu.
4. Konflik Karyawan dengan Atasan
Kasus tersebut contoh dari konflik vertikal. Konflik karyawan dengan atasan sudah sering terjadi karena dari pihak karyawan meminta upah lembur atau karena permasalahan lainnya.
5. Konflik Buruh dan Pengusaha
Konflik buruh dan pengusaha merupakan contoh konflik vertikal. Kasus antara buruh dan pengusaha sudah sering terjadi karena buruh menuntut upah yang lebih tinggi.
Konflik antara pekerja dan pemilik perusahaan sangat sering terjadi, meskipun termasuk dalam konflik yang bermotifkan ekonomi namun berimbas pula pada kehidupan sosial. Beberapa yang sering terjadi adalah konflik upah antara buruh dengan pengusaha. Buruh menuntut hak upah yang lebih tinggi sedangkan pengusaha biasanya menghendaki sebaliknya. Hal ini dapat menimbulkan konflik vertikal. Hal ini dikarenakan buruh biasanya memiliki tingkatan di bawah pemilik perusahaan baik dalam hal tingkatan ekonomi maupun sosial. Beberapa konflik buruh pengusaha yang pernah terjadi di Indonesia antara lain adalah:
- Konflik buruh dengan PT Megariamas
- Konflik buruh dengan PT Smelting Gresik
- Konflik buruh dengan PT Tjiwi Kimia Sidoarjo
Komentar
Posting Komentar