Langsung ke konten utama

Kenalan sama "PENELITIAN SOSIAL"

 Secara kodrati, manusia memiliki hasrat ingin tahu.

Dorongan rasa ingin tahu membangkitkan berbagai pertanyaan dari dalam diri seseorang. Perkembangan pola pikir yang semakin baik membuat hasrat ingin tahu menjadi semakin besar pula.

Melalui akal budayanya, manusia berusaha mengembangkan pengetahuan sehingga hasrat ingin tahi terpenuhi. Manusia mulai mencari pengetahuan baru yang mampu memberikan solusi terhadap berbagai masalah dalam hidup.


"Salah satu caranya adalah melakukan proses berpikir yang diterapkan pada penelitian"


apabila mendengar kata penelitian, orang sering membayangkan berbagai kegiatan di laboratorium, seperti halnya pendidikan sains.

Anggapan tersebut kurang tepat, karena dalam kajian ilmu sosial yang menjadi LABORATORIM adalah MASYARAKAT dengan segala dinamika dan perubahannya.


Manusia menggunakan nalarnya untuk apa, ya?


dengan penalaran (proses berpikir) manusia menjadi memiliki Bahasa yang mampu mengomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Manusia juga memiliki kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. 


Dengan demikian, penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


Ciri-ciri proses berpikir adalah, logis dan analitis. Dengan kemampuan bernalar yang dapat dikomunikasikan menggunakan bahasa, manusia mampu menemukan pengetahuan dengan benar.

Pada proses berpikir  (penalaran), terdapat dua jenis penalaran yang sangat penting dalam penelitian, yaitu:


Contoh berpikir deduksi: 
Premis 1        : Rena rajin melakukan workout setiap pagi
Premis 2        : Orang yang suka berolahraga, tubuhnya sehat
Kesimpulan   : Rena mempunyai tubuh yang sehat

Contoh berpikir induksi:
Premis 1        : Hewan membutuhkan makanan 
Premis 2        : Tumbuhan membutuhkan makanan 
Premis 3        : Manusia membutuhkan makanan 
Kesimpulan: Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan


Ditinjau dari kepentingan ilmu pengetahuan, penelitian merupakan alat utama yang digunakan manusia untuk melakukan hal-hal berikut: 



Dalam melakukan penelitian, ada tiga persyaratan penting yang harus dipenuhi yaitu:



Setelah membaca materi penelitian sosial di atas, apakah ada yang masih membingungkan?
Pada dasarnya apa yang kita pelajari baik di sekolah ataupun di rumah untuk menjadi sebuah ilmu diperlukan langkah-langkah ilmiah.

tidak ada pengetahuan serta merta menjadi ilmu
Perlu tahapan ilmiah dalam penelitian untuk membuktikan apakah hal tersebut dapat diakui secara ilmiah maka diperlukan penalaran dan syarat-syarat untuk menjadi sebuah ilmu yang dapat dibagikan ke semua orang.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

TINGKATAN NORMA BERDASARKAN KEKUATAN MEMAKSANYA:

No. NORMA URAIAN CONTOH 1. Cara ( usage) Norma yang paling lemah daya pengikatnya karena orang yang melanggar hanya mendapatkan sanksi dari masyarakat berupa cemoohan atau ejekan. Orang yang bersendawa atau berdecap-decap ketika sedang makan dan meludah di sembarang tempat hanya mendapat sanksi berupa teguran. 2. Kebiasaan ( folkways) Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi bukti bahwa orang yang melakukannya menyukai dan menyadari perbuatannya. Mematuhi orang tua, menggunakan tangan kanan apabila hendak memberi sesuatu, mengetuk pintu sebelum masuk ruangan orang lain, dan memberi salam pada saat bertamu 3. Tata kelakuan ( mores) Aturan yang sudah diterima masyarakat secara sadar atau tidak sadar dan dijadikan alat pengawas atau kontrol terhadap anggota masyarakat. Tata kelakuan mengharu

Materi Lembaga Pendidikan

NOTE: 1. Silakan catat di buku sosiologi catatan 2. Kirim hasil catatan yang sudah selesai ke whatsapp 082325347235 dengan format: Salam Nama Lengkap Kelas Picture Lanjutan Materi Lembaga Keluarga dengan Submateri Unsur-unsur Lembaga Keluarga.   Silakan lanjut mencatat Lembaga Pendidikan Pada Picture ini silakan untuk diringkas sesuai kebutuhan anda Lanjut mencatat FUNGSI LEMBAGA PENDIDIKAN Part I (jangan diringkas) Part II Fungsi Lembaga Pendidikan Lanjut mencatat Unsur-Unsut Lembaga Pendidikan Jika sudah selesai, baca kembali Note di atas! Terimakasih

Mistisisme Jawa (Ideologi di Indonesia)

Judul Buku : Mistisisme Jawa ( Ideologi di Indonesia ) Karya Niels Mulder Review oleh Heni Setiana 11/03/2018 Buku Niels Mulder yang berjudul “Mistisisme Jawa: Ideologi di Indonesia” dimana penulis berusaha mengungkapkan keterkaitan antara mistisisme jawa dengan politik di zaman rezim orde baru. Dimana mistisisme adalah pembebasan individu untuk menempuh kehidupan yang lurus. Sedangkanpada masa orde baru ini menerapkan nilai-nilai yang diresmikan. Dengan begitu, nilai-nilai dijajakan oleh negara melalui indoktrinisasi P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Orde baru mencoba mengklaim mempunyai justifikasi atas nama tradisi dan keaslian. Peneliti menemukan keterkaitan pola pemikiran mistisisme Jawa dengan indokrinasi Orde Baru dalam tiga kata pokok yaitu sesuatu yang keramat, realitas lahir, dan sosok ampuh.Dalam rezim ini, Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai pusaka kramat semacam primbom. Dimana, individu yang ingin selamat maka mereka harus be